RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan
Pendidikan :
SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM UNP
Mata
Pelajaran :
Sejarah Wajib
Kelas/Semester : XI/ II
Materi Pokok :
Tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Pertemuan ke : 15-17
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4 x 45 menit)
A.
Kompetensi Inti
Rumusan
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu ”Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI.3.
Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai denga bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
3.6 Menganalisis
peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
|
Pertemuan Pertama:
3.6.1.Menjelaskan peran tokoh nasional dalam perjuangan
menegakkan Negara republik indonesia
Pertemuan
Kedua
3.6.2.Menganalisis peran tokoh daerah
dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
|
4.6 Menulis
sejarah tentang satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang
melawan penjajahan
|
Pertemuan
pertama:
4.6.1
Membuat media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi computer (Microsoft
power point atau movie maker dll), tentang sejarah organisasi regional dan global. Tujuannya yaitu untuk
memanfaatkan teknologi dan menghemat pemakaian kertas dalam pengerjaan tugas.
Pertemuan kedua:
4.6.2
Meng-upload lalu meng-share media pembelajaran yang telah
dibuat lewat media sosial seperti: Youtube, Facebook, WhatApp, e-mail, Blog
dll. Hal ini dilakukan supaya dapat membagikan informasi sejarah yang telah
didapatkan.
|
C. Tujuan
Pembelajaran
Melalui
kegiatan Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model
pembelajaran Discoveri Learning melalui
studi literature peserta didik mampu
Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya peserta didik mampu menjelaskan
dalam bentuk cerita sejarah, dengan rasa
rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap
jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi
dan bekerjasama dengan baik.
D.
Materi
Pembelajaran
Fakta
·
Perlawanan yang terjadi
pada abad ke 16 di berbagai daerah ditujukan krpada portugis, spanyol dan
belanda. Kemudian perlawanan rakyat abad ke-17 dan 18 umumnya ditujukan kepada
dominaso kongsi dagang VOC
Konsep
·
Perlawanan rakyat Indonesia dilatarbelakangi karena tindakan monopoli,
keserakahan dan intervensi politik dengan devide et impera dari pemerintahan
kongsi dagang itu
Prinsip
·
Perlawanan rakyat Indonesia umumnya dapat dipatahkan oleh kekuatan musush
yang sering berlaku licik dan memiliki persenjataan yang lengkap
·
Akibat dominasi pemerintahan kongsi dagang dan kekalahan perlawanan rakyat
berdampak sebagian besar kepulauan Indonesia dikuasai kekuasaan asing terutama
VOC
Materi
Pengayaan dan Remedial
1.
Materi Pengayaan
Memberikan pendalaman materi dengan soal:
Apakah usaha yang dilakukan untuk penyebarluasan berita Proklamasi !
2.
Materi Remedial
Materi remedial akan ditetapkan sesuai dengan materi
yang tidak dikuasai siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran
E.
Sumber
Belajar
Hapsari, Ratna. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia kelas XI. Jakarta:
Kementrian Kebudayaan dan Kebudayaan.
Sartono
Kartodirdjo. 1984. Sejarah Nasional
IndonesiaJilid. Jakarta: Balai Pustaka.
Internet:
http://ilmu-ilmu-sosial.blogspot.co.id/2016/01/tokoh-tokoh-nasional-dan-daerah-dalam.html
F.
Alat dan Media Pembelajaran
Media : Gambar
Pangeran Diponegoro
Alat : Papan
Tulis, Spidol, Laptop, Infocus
G.
Pendekatan dan Model
Pembelajaran
1. Pendekatan :
Scientific Approach
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab Kerja kelompok dan
Penugasan
H.
Langkah-langkah
Pembelajaran
1.
Pertemuan Pertama
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
10 Menit
|
1.
Guru mengucapkan
salam kepada peserta didik saat memasuki
ruang kelas.
2.
Guru bersama Peserta didik melakukan kegiatan
religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
3.
Guru melakukan pengelolaan kelas (Guru
memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar, mulai dari kebersihan kelas,
kerapian pakaian siswa, serta kerapian meja dan kursi).
4.
Guru
memeriksa absensi peserta
didik.
5.
Guru
menyiapkan alat, media, dan buku sumber yang diperlukan
6. Guru melakukan tanya jawab
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan kompetensi
dan tujuan yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari
8.
Guru
menyampaikan garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan
dilakukan.
|
|
Inti
|
70
Menit
|
Stimulus (pemberian rangsangan)
·
Siswa mengamati gambar
yang telah tersedia mengenai Peran tokoh nasional dalam perjuangan
menegakkan Negara republik indonesia
·
Siswa
menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh nasional dalam perjuangan
menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/
identifikasi masalah)
·
Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI tentang
Peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
·
Siswa
mendiskusikannya dan merumuskan
pertanyaan. Siswa juga bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok
·
Wacana
Sebelum
menjadi negara yang merdeka seperti sekarang ini, Indonesia telah berjuang
untuk menegakkan keamanan, perdamaian dan menjaga keutuhan wilayah bangsa
Indonesia. Banyak orang yang gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Ternyata perjuangan mereka tidak sampai disitu saja karena setelah
Indonesia merdeka, mereka masih harus berjuang mengatasi ancaman dari luar
dan melawan ancaman dari dalam. Inilah beberapa nama tokoh yang berperan dalam
perjuangan bangsa pada masa 1948 – 1965.
Perintah
1.
Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan
Negara republik Indonesia?\
a, Ir. Soekarno
b. M. Hatta
c. KH. Ahmad Dahlan
d. Ki Hadjar Dewantara
Data processing (pengolahan data)
·
Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang
tersedia
Verification
(pembuktian)
·
Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization
(menarik kesimpulan )
Banyak
tokoh nasional yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara
Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula dan
kemampuan yang berbeda yang tujuannya sama-sama ingin menegakkan Negara
Republik Indonesia.
|
|
Penutup
|
10 Menit
|
1.
Guru dan
Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini
2.
Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3.
Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis
dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
4.
Peserta didik di tugaskan untuk mengerjakan Tugas Individu
5.
Guru dan didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
|
2. Pertemuan
Kedua
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
10 Menit
|
1.
Guru mengucapkan
salam kepada peserta didik saat memasuki
ruang kelas.
2.
Guru bersama Peserta didik melakukan kegiatan
religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
3.
Guru melakukan pengelolaan kelas (Guru
memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar, mulai dari kebersihan kelas,
kerapian pakaian siswa, serta kerapian meja dan kursi).
4.
Guru
memeriksa absensi peserta
didik.
5.
Guru
menyiapkan alat, media, dan buku sumber yang diperlukan
6. Guru melakukan tanya jawab
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan kompetensi
dan tujuan yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari
8.
Guru menyampaikan
garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.
|
|
Inti
|
70
Menit
|
Stimulus (pemberian rangsangan)
·
Siswa mengamati
gambar yang telah tersedia mengenai Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan
Negara republik indonesia
·
Siswa
menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan
menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/
identifikasi masalah)
·
Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI
tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik
indonesia.
·
Siswa
mendiskusikannya dan merumuskan
pertanyaan. Siswa juga bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok
·
Wacana
Peran
daerah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup signifikan. Kemerdekaan
bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah Indonesia.
Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil oleh
penjajah. Semenjak kehadiran bangsa Barat yang berawal dengan perdangangan
bangsa Indonesia menerima dengan terbuka sebab semenjak dahulu sudah menjalin
hubungan perdagangan dengan wilayah lain. Namun dengan perubahan sikap bangsa
Barat yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia, maka perjuangan bangsa
Indonesia untuk mempertahankan hak tidak pernah kunjung padam.
Kedatangan
bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia yang diteruskan
dengan penjajahan, memperoleh perlawanan dari bangsa Indonesia di berbagai
daerah. Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat
Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka
dipimpin oleh Pati unus dan menyerang Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan.
Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat
Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain.
Perlawanan rakyat di Sumatera Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII.
Perlawanan di daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa,
Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan
penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan
tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan
rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan
merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional
1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi
perjuangan dengan mengedepankan organisasi dan bersifat nasional. Kesadaran
nasional bahwa perjuangan tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan fisik dan
tergantung pada pemimpin, namun lebih mengandalkan melalui pergerakan yang
terorganisasi dan tidak tergantung pemimpin. Perjuangan memerlukan persatuan
seluruh rakyat Indonesia dan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pada saat
perjuangan ini berdirilah oraganisasi perjuangan di beberapa daerah seperti
Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam,
Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di
Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni
Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis,
Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Perjuangan
ini terus berlanjut setelah kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaaan dari
keinginan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Berbagai peristiwa
sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan.
Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang
gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan
peristiwa perjuangan yang lain.
Keterikatan
daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan dengan disepakati
bentuk negara kesatuan yang menghendaki bersatunya seluruh wilayah Indonesia
dalam satu negara. Wilayah Indonesia yang sebelum kemerdekaan terdiri atas
beberapa kerajaan atau bentuk lain, menyatu menjadi satu kesatuan negara.
Peristiwa saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa wilayah
kerajaannya adalah bagian dari NKRI adalah contoh keteguhan akan bentuk
negara kesatuan. Tekad bentuk negara kesatuan yang telah disepakati oleh para
pendiri negara ini harus terus dipahami dan dilestarikan oleh seluruh bangsa
Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan yang telah dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil
perjuangan seluruh bangsa Indonesia di seluruh tanah air. Berbagai monumen
bersejarah yang menggambarkan perjuangan daerah dalam melawan penjajahan
membuktikan apa yang dinyatakan itu.
Perintah
1. Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran
tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia?
a. Pangeran Diponegoro
b. Imam Bonjol
c. Kapiten Pattimura
d. Teuku Umar
Data processing (pengolahan data)
·
Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang
tersedia
Verification
(pembuktian)
·
Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization
(menarik kesimpulan )
Banyak
tokoh dari daerah yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara
Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula da
juga berasal dari daerah yang berbeda dengan sama-sama ingin menegakkan
Negara Republik Indonesia.
|
|
Penutup
|
10 Menit
|
1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara
keseluruhan materi pada pertemuan ini
2.
Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3.
Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis
dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
4.
Peserta didik di tugaskan untuk mengerjakan Tugas Individu
Guru dan
didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
|
·
Pertemuan Ketiga
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
10 Menit
|
9.
Guru mengucapkan
salam kepada peserta didik saat memasuki
ruang kelas.
10. Guru
bersama Peserta didik melakukan kegiatan religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
11. Guru
melakukan pengelolaan kelas (Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk
belajar, mulai dari kebersihan kelas, kerapian pakaian siswa, serta kerapian
meja dan kursi).
12. Guru memeriksa absensi peserta didik.
13. Guru menyiapkan alat, media, dan
buku sumber yang diperlukan
14. Guru melakukan tanya jawab
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
15. Guru menyampaikan kompetensi
dan tujuan yang akan dicapai
dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari
16.
Guru menyampaikan
garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.
|
|
Inti
|
70
Menit
|
Stimulus (pemberian rangsangan)
·
Siswa mengamati
gambar yang telah tersedia mengenai Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan
Negara republik indonesia
·
Siswa
menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan
menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/
identifikasi masalah)
·
Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI
tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik
indonesia.
·
Siswa mendiskusikannya
dan merumuskan pertanyaan. Siswa juga
bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok
·
Wacana
Peran
daerah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup signifikan. Kemerdekaan
bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah Indonesia.
Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil oleh
penjajah. Semenjak kehadiran bangsa Barat yang berawal dengan perdangangan
bangsa Indonesia menerima dengan terbuka sebab semenjak dahulu sudah menjalin
hubungan perdagangan dengan wilayah lain. Namun dengan perubahan sikap bangsa
Barat yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia, maka perjuangan bangsa
Indonesia untuk mempertahankan hak tidak pernah kunjung padam.
Kedatangan
bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia yang diteruskan
dengan penjajahan, memperoleh perlawanan dari bangsa Indonesia di berbagai
daerah. Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat
Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka
dipimpin oleh Pati unus dan menyerang Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan.
Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat
Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain.
Perlawanan rakyat di Sumatera Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII.
Perlawanan di daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa,
Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan
penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan
tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan
rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan
merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional
1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi
perjuangan dengan mengedepankan organisasi dan bersifat nasional. Kesadaran
nasional bahwa perjuangan tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan fisik dan
tergantung pada pemimpin, namun lebih mengandalkan melalui pergerakan yang
terorganisasi dan tidak tergantung pemimpin. Perjuangan memerlukan persatuan
seluruh rakyat Indonesia dan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pada saat
perjuangan ini berdirilah oraganisasi perjuangan di beberapa daerah seperti
Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam,
Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di
Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni
Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis,
Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Perjuangan
ini terus berlanjut setelah kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaaan
dari keinginan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Berbagai peristiwa
sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan.
Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang
gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan
peristiwa perjuangan yang lain.
Keterikatan
daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan dengan disepakati
bentuk negara kesatuan yang menghendaki bersatunya seluruh wilayah Indonesia
dalam satu negara. Wilayah Indonesia yang sebelum kemerdekaan terdiri atas
beberapa kerajaan atau bentuk lain, menyatu menjadi satu kesatuan negara.
Peristiwa saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa wilayah
kerajaannya adalah bagian dari NKRI adalah contoh keteguhan akan bentuk
negara kesatuan. Tekad bentuk negara kesatuan yang telah disepakati oleh para
pendiri negara ini harus terus dipahami dan dilestarikan oleh seluruh bangsa
Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan yang telah dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945
adalah hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia di seluruh tanah air.
Berbagai monumen bersejarah yang menggambarkan perjuangan daerah dalam
melawan penjajahan membuktikan apa yang dinyatakan itu.
Perintah
2. Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran
tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia?
e. Pangeran Diponegoro
f. Imam Bonjol
g. Kapiten Pattimura
h. Teuku Umar
Data processing (pengolahan data)
·
Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang
tersedia
Verification
(pembuktian)
·
Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization
(menarik kesimpulan )
Banyak
tokoh dari daerah yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara
Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula da
juga berasal dari daerah yang berbeda dengan sama-sama ingin menegakkan
Negara Republik Indonesia.
|
|
Penutup
|
10 Menit
|
5. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara
keseluruhan materi pada pertemuan ini
6.
Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
7.
Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis
dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
8.
Peserta didik di tugaskan untuk mengerjakan Tugas Individu
Guru dan
didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
|
I. Penilaian
Dalam proses pembelajaran akan dilakukan
penilaian proses dan hasil belajar dalam aspek pengetahuan dan keterampilan,
yaitu:
a.
Penilaian kompetensi
kognitif (terlampir
)
Teknik penilaian : tes tertulis
Bentuk instrumen :
-
Soal objektif
-
Soal essay
b.
Penilaian kompetensi
keterampilan (terlampir)
Teknik penilaian : penilaian praktik
Bentuk instrumen : skala penilaian (Rating
scale)
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Drs.
Yofrizal, M.Pd
NIP.
19620711 198603 1 004
|
Padang,
23 Juli 2018
Guru
Mata Pelajaran
Drs.
Yofrizal, M.Pd
NIP. 19620711
198603 1 004
|
Lampiran : Instrumen Penilaian
Pengetahuan
a.
Soal esay
Pertemuan 1
|
||||
No
|
Soal
|
HOTS/LOTS
|
Jawaban
|
Skor
|
1
|
Jelaskanla peran Bung
Karno dalam perjuangan menegakkan Negara RI?
|
HOTS
|
1 Berusaha menanamkan kekuasaan di
Maluku
2.
Menyebarkan agama Katolik di
daerah-daerah yang dikuasai
3.
Mengembangkan bahasa dan seni musik
keroncong Portugis
4.
Sistem monopoli perdagangan
cengkih dan pala di Ternate
|
50
|
2
|
Jelaskanlah yang anda
ketahui tentang Achmad Soebardjo?
|
LOTS
|
5.
Munculnya rasa
persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.
|
50
|
3
|
Jelaskanlah yang
diketahui tentang Sukarni?
|
Soekarno, Moh.Hatta
dan Radjiman Wedyodiningrat
|
||
4
|
Jelaskanlah yang diketahui tentang Fatmawati?
|
Berita bahwa Jepang
akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
|
||
Jumlah Skor
|
100
|
|||
Pertemuan 2
|
||||
1
|
Jelaskanlah yang anda
ketahui tentang Pangeran Diponegoro?
|
HOTS
|
Soekarno, Mo. Hatta
dan juga bersama Achmad Soebardjo, Soekarni, Burhanudin uhammad Diah, Sudiro
dan Sayuti Malik. Soekarno menulis naskah sedangkan Hatta dan Achmad
Soebardjo menyumbangkan idenya.
Kemudian naskah di ketik oleh Sayuti Melik.Naskah ditanda tangani oleh
Soekarno dan Hatta.
|
25
|
2
|
Jelaskanlah
yang anda ketahui tentang Nyi Ageng Serang
|
HOTS
|
Tanggal 17 Agustus 1945 rumah Soekarno telah dipenuhi baik golongan
muda dan tua datang kelokasi. Kemudian pada jam 10.00 WIB pembacaan naskah
proklamasi dimulai.Setelah pembacaan teks selesai, Sudanco Suhud dan Latief
Hendraningrat mengibarkan bendera merah putih dan diikuti dengan lagu
Indonesia Raya. Makna dari proklmasi adalah:
·
Titik puncak
perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan
·
Indonesia terpelas
dari belenggu penjajahan
Lahirnya Negara
Republik Indonesia
|
25
|
3
|
Jelasknalah yang diketahui tentang
Sisingamangraja XII?
|
HOTS
|
Penyusunan naskah
proklamasi dilakukan pada tanggal 16 Agustus di rumah Laksamana Maeda Jalan Iman Bonjol
No.1
|
25
|
4
|
Jelaskanlah
yang diketahui tentang Martha Christina Tiahahu?
|
LOTS
|
Istri bapak Ir.Soekarno danberperan dalam menjahit bendera merah putih.
|
25
|
Jumlah skor
|
100
|
b. Soal
Pilihan Ganda
NO
|
HOTS/LOTS
|
Soal Pilihan Ganda
|
1
|
LOTS
|
Perlawanan yang terjadi pada abad
ke-16 diberbagai daerah ditujukan kepada…….., kemudian perlawanan rakyat pada
abad ke-17 dan 18 umumnya ditujukan kepada ….
a.
VOC,
Portugis, Inggris dan Spanyol
b.
Belanda,
Inggris, Spanyol dan Portugis
c. Portugis,
Spanyol, Belanda dan VOC
d.
VOC dan
Inggris
e.
Belanda
dan Portugis
|
2
|
HOTS
|
Portugis adalah bangsa pertama
yang menjajah Nusantara. Faktor utama yang memicu perlawanan rakyat Indonesia
terhadap bangsa Portugis adalah……
a.
Intervensi terhadap
urusan internal kerajaan-kerajaan pribumi
b.
Monopoli perdagangan rempah-rempah
c.
Terserapnya
kerajaan pribumi ke dalam struk kekuasaan Portugis
d.
Upaya
kristinisasi di wilayah timur Nusantara
e.
Adanya
imperialism budaya
|
3
|
HOTS
|
Dibawah Sultan Hasanuddun,
Kesultanan Makassar berperang dengn VOC pada tahun 1665. Dalam perang itu.
Makassar kalah. Sultan Hasanuddin terpaksa tunduk pada perjanjian Bongaya
pada tahun 1667. Dibawah ini yang bukan
termasuk isi perjanjian tersebut adalah…
a.
Makassar wajib
membiayai biaya perang
b.
takluk pada pada
kesultanan Bone
c. Pihak
Barat selain VOC harus meninggalkan Makassar
d.
Makassar
menerima kebijakan monopoli perdagangan
VOC
e.
VOC
membangun benteng di Makassar
|
4
|
LOTS
|
Portugis melancarkan serangan ke
Aceh di bawah pimpinan Herigues pada tahun……. Dan menyusul pada tahun…. Di
pimpinoleh de Sauza
a. 1523 dan
1524
b.
1523 dan
1526
c.
1524 dan
1525
d.
1524 dan
1526
e.
1525 dan
1526
|
5
|
HOTS
|
Menghadapi serangan pasukan
Banten, VOC terus memperkuat kota Batavia dengan…..
a. Mendirikan
benteng-benteng pertahanan seperti Benteng Noordwijk
b.
Bekerja
sama dengan Sultan Agun dari kerajaan Mataram
c.
Membangun
loji
d.
Politik
devide et impera
e.
Memutuskan
jalur perdagangan ke Siak
|
6
|
LOTS
|
Perang yang terjadi di
Minangkabau, Sumatera Barat pada tahun 1821 dikenal dengan perang….
a.
Perang
Batak
b.
Perang
Tondano
c. Perang
Padri
d.
Perang
Minang
e.
Perang
Banjar
|
7
|
HOTS
|
Setelah memalui bujuk rayu
disertai tekanan-tekann oleh Belanda terhadap kerajaan Banjar, maka pada
tahun 1817 terjadi perjanjian Sultan Banjar (Sultan Sulaiman) dengan
pemerintahan Hindia Belanda, yang mengakibatkan…….
a. Wilayah
kekuasaan Kesultana Banjarmasin semakin sempit, sementara daerah kekuasaan
Belanda semakin bertambah
b.
Semakin
kuatnya kerja sama pemerintahan dengan Kesultana Banjar
c.
Daerah
Kekuasan Belanda jatuh ketangan Kesultanan Banjar
d.
Belanda
semakin terpuruk
e.
Kurangnya
respon rakyat terhadap wewenang sultan
|
8
|
LOTS
|
Pemimpin dari peperangan di
Kalimantan Selatan adalah…
a.
Tuanku Imam Bonjol
b.
Sultan
Agen Tirtayasa
c.
Sultan
Hasanuddin
d.
Soetomo
e.
Pangeran Antasari
|
9
|
LOTS
|
Pada tanggal 17 Oktober 1829
ditandatangani Perjajnjian Imogiri antar Sentot Prawiridirjo dengan pihak
Belanda. Isi perjanjian itu antara lain kecuali…
a.
Sentot
diizinkan untuk tetap memeluk Islam
b.
Pasukan
Sentot tidak dibubarkan dan ia tetap sebagai komandannya
c.
Sentot
dengan pasukannya diizinkan untuk tetap memakai sorban
d. Sentot
diberikan tambahan pasukan
|
10
|
HOTS
|
Perang Paderi semula merupakan
perang saudara kemudian berubah menjadi perang colonial, karena….
a. Kaum adat
dan Paderi bersatu menghadapi Belanda
b.
Inggris
dan Belanda bersatu menghadapi kaum Paderi
c.
Yang
dihadapi kaum paderi adalah Inggris
d.
Belanda
dan kaum adat bersatu melawan kaum Paderi
e.
Yang
dihadapi kaum paderi adalah kaum adat
|
11
|
HOTS
|
Timbulnya perlawanan Kalimantan
Selatan adad XIX disebabkan oleh….
a. Pengangkatan
Sultan Tamjidullah sebagai Sultan Banjar oleh pihak Belanda
b.
Pengkhianatan
Belanda atas perjanjian persahabatan dengan rakyat Banjar
c.
Pengangkatan
Pangeran Hidayat sebagai Sultan Banjar oleh Belanda
d.
Serangan
Belanda kek kesultanan Banjar
e.
Puncak
kebencian rakyat terhadap praktik monopoli perdagangan di Banjar
|
12
|
LOTS
|
Pemimpin perlawanan Rakyat
Tapanuli yang menentang Belanda adalah….
a.
Sisingamangaraja
XI
b. Sisingamangaraja
XII
c.
Sisingamangaraja
XIII
d.
Kyai
Demang Lemang
e.
Untung
Durachman
|
13
|
HOTS
|
Timbulnya perlawanan rakyat Bali
menentang Belanda setelah Belanda berulang kali…
a.
Mengultimatum
untuk menduduki Bali
b.
Melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan persahatan Bali-Belanda
c.
Memaksakan
kehendaknya untuk melakukan monopoli perdagangan
d. Memaksakan
kehendak untuk menghapuskan Hak Tawan Karang
e.
Mengingkari
perjanjian dengan kerajaan Klungkung dan Buleleng
|
14
|
HOTS
|
Berikut ini akibat perjanjian
Bongaya (1667) yang sangat merugikan Makassar, kecuali…..
a.
Makassar
harus menganti kerugian perang
b.
Makassar
harus melepaskan semua kekuasaannya
c.
VOC
mendirikan benteng di Makassar
d.
Makassar
terbuka bagi semua bangsa asing
e. Makassar
harus tunduk terhadap monopoli VOC
|
15
|
Salah satu sebab khusus terjadinya perang
diponegoro adalah pangeran diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan
karena….
a.
Menolak berkompromi dengan
pemerintah colonial
b.
Pangeran diponegoro ingin mengasingkan diri
c.
Pangeran diponegoro ingin menjadi raja
d.
Pemerintah kolonial ingin mengajak kerja sama pangeran
diponegoro
e.
Pangeran diponegoro dibelit berbagai bentuk pajak
|
|
Skor =
x 100 = ............
Keterangan:
Skor Rerata
|
Huruf
|
88
– 100
|
A
|
84
– 87
|
B
|
80
– 83
|
C
|
Lampiran : Materi Ajar
TOKOH-TOKOH NASIONAL DAN DAERAH DALAM MEMPERJUANGKAN
KEMERDEKAAN
A. Tokoh
Nasional
Berikut penjelasan peran tokoh-tokoh nasional dalam
menegakkan negara RI, terutama saat proklamasi kemerdekaan. Diampil dari
posting di Kaskus dari user Madman95. Semoga itu yg dimaksud.
1. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.
c. Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
2. Wakil presiden Indonesia yang juga adalah Bapak Koperasi Indonesia Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat (kampung TS ), 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
3. Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad Soebardjo adalah menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.
4. Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain sebagai beriku:
a. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
b. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.
ibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
1. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.
c. Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
2. Wakil presiden Indonesia yang juga adalah Bapak Koperasi Indonesia Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat (kampung TS ), 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
3. Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad Soebardjo adalah menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.
4. Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain sebagai beriku:
a. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
b. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.
ibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
B. TOKOH DAERAH
Berikut
adalah Tokoh-Tokoh dan Daerah dalam Perjuangan Menegakkan NKRI
1.
Pangeran Dipanegara, juga sering dieja Diponegoro
(lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 - meninggal di Makassar, Sulawesi
Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan
nasional Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin
Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah
Hindia-Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling
besar dalam sejarah Indonesia.
Riwayat perjuangan Perang Diponegoro
berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Dipanegara di desa
Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang
tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat
dengan pembebanan pajak. Sikap Dipanegara yang menentang Belanda secara
terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi,
pamannya, Dipanegara menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah
goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Dipanegara menyatakan bahwa
perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat
"perang sabil" yang dikobarkan Dipanegara membawa pengaruh luas
hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai
Maja, ikut bergabung dengan pasukan Dipanegara di Goa Selarong. Perjuangan
Pangeran Dipanegara ini didukung oleh S.I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden
Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan. Selama perang ini kerugian pihak
Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara
terus diupayakan Belanda untuk menangkap Dipanegara. Bahkan sayembara pun
dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa
menangkap Dipanegara. Sampai akhirnya Dipanegara ditangkap pada 1830..
2.
Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari
1845 -meninggal di Dairi,17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah
seorang raja di negeri Toba,Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan
Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Sebelumnya ia makamkan di Tarutung, lalu dipindahkan ke Soposurung, Baligepada
tahun 1953.[1] Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar, yang
kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia juga dikenal dengan Patuan
Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya
Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut
juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di
negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu
terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di
Hindia-Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian
pendek) di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini
membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda
sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik
yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli
yang berkepanjangan hingga puluhan tahun. Perang melawan Belanda Pada tahun
1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada
pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII.
Kemudian pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya
menyerang markas Si Singamangaraja XII di Bakara tetapi sekaligus menaklukkan
seluruh Toba. Pada tanggal 6 Februari 1878 pasukan Belanda sampai di Pearaja,
tempat kediaman penginjil Ingwer Ludwig Nommensen. Kemudian beserta penginjil
Nommensen dan Simoneit sebagai penerjemah pasukan Belanda terus menuju ke Bahal
Batu untuk menyusun benteng pertahanan [butuh rujukan]. Namun kehadiran tentara
kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII, yang kemudian mengumumkan
pulas (perang) pada tanggal 16 Februari 1878 dan penyerangan ke pos Belanda di
Bahal Batu mulai dilakukan. Pada tanggal 14 Maret 1878 datang Residen Boyle
bersama tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang
tentara dariSibolga. Pada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara pusat pemerintahan Si
Singamangaraja diserang pasukan kolonial dan pada 3 Mei 1878 seluruh Bangkara
dapat ditaklukkan namun Singamangaraja XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan
diri dan terpaksa keluar mengungsi. Sementara para raja yang tertinggal di
Bakara dipaksa Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan
berada dalam kedaulatan pemerintah Hindia-Belanda. Walaupun Bakara telah
ditaklukkan, Singamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya,
namun sampai akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar,
Naga Saribu, Huta Ginjang, Gurgur juga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial
Belanda. Antara tahun 1883-1884, Singamangaraja XII berhasil melakukan
konsolidasi pasukannya[butuh rujukan]. Kemudian bersama pasukan bantuan dari
Aceh, secara ofensif menyerang kedudukan Belanda antaranya Uluan dan Balige
pada Mei 1883serta Tangga Batu pada tahun 1884.
3.
Pattimura (atau Thomas Matulessy) (lahir di Haria, pulau
Saparua,Maluku, 8 Juni 1783 - meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada
umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimuraadalah pahlawan
Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia. Menurut buku biografi Pattimura
versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa
pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina
(Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari
Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau.
Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di
Seram Selatan". Namun berbeda dengan sejarawan Mansyur Suryanegara. Dia
mengatakan dalam bukunya Api Sejarah bahwa Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku
disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang
dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah bangsawan dari kerajaan
Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal
pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa
Maluku disebut Kasimiliali. Perjuangan Sebelum melakukan perlawanan terhadap
VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer
Inggris.[3]Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al
Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.[4] mengingat pada masa itu banyaknya
kerajaan Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak
Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas
tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten),
serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan
bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon
dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas
bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu
Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas
militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam
pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan [5] Kedatangan kembali
kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini
disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk
selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah
pimpinan Kapitan Pattimura [4] Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah
Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat
mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan
memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan
Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia
berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan
membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui
luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang
Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore,
raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional
itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan
mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk
menghadapi Patimura. Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang
Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh
para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip
Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat
seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan
jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat
dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan
mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di
kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan
sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia.
4.
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12
Januari 1631 - meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur
39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir
dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe.
Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin
Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin
saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda
yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka,
Makassar. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden
No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.Sultan Hasanuddin lahir di Makassar,
merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan
Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang
berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di
wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun 1666, di
bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan
kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak,
setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan
kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.
Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada
akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667
bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan,
karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni
minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat.
Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah
kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng
terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan
Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada
tanggal 12 Juni 1670.
5. Martha Christina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4
Januari 1800 - meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17
tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar
tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur
17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri
Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy dalam perang Pattimura tahun 1817
melawan Belanda. Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan
yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan
pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817.
Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal
sebagai gadis pemberani dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya. Sejak
awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan
rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain
berang (merah) ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di
Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan
ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata,
tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut
membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan
menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang. Di dalam pertempuran yang sengit di
Desa Ouw-Ullath jasirah Tenggara Pulau Saparua yang nampak betapa hebat
srikandi ini menggempur musuh bersama para pejuang rakyat. Namun akhirnya
karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu daya musuh dan pengkhianatan,
para tokoh pejuang dapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yang harus mati
digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis
hukum mati tembak. Martha Christina berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman
mati, namun ia tidak berdaya dan meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi
akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Di Kapal Perang Eversten,
Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer
jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari 1818. Menghargai
jasa dan pengorbanan, Martha Christina dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan
Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia
Posting Komentar