Guru SMA Pembangunan Laboratorium UNP

Pembelajaran dan Administrasi Pembelajaran

RPP untuk KD 3,6 Sejarah Wajib Kelas XI



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan                                  : SMA PEMBANGUNAN LABORATORIUM  UNP
Mata Pelajaran                                        : Sejarah Wajib
Kelas/Semester                                       : XI/ II
Materi Pokok                                          :  Tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam            memperjuangkan kemerdekaan
Pertemuan ke                                        : 15-17
Alokasi Waktu                                       : 2 Pertemuan (4 x 45 menit)
A.    Kompetensi Inti        
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaituMenghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai denga bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4  Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6  Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Pertemuan Pertama:
3.6.1.Menjelaskan  peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
Pertemuan Kedua
3.6.2.Menganalisis peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
4.6  Menulis sejarah tentang satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan

Pertemuan pertama:
4.6.1 Membuat media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi computer (Microsoft power point atau movie maker dll), tentang sejarah organisasi regional dan global. Tujuannya yaitu untuk memanfaatkan teknologi dan menghemat pemakaian kertas dalam pengerjaan tugas.
Pertemuan kedua:
4.6.2 Meng-upload lalu meng-share media pembelajaran yang telah dibuat lewat media sosial seperti: Youtube, Facebook, WhatApp, e-mail, Blog dll. Hal ini dilakukan supaya dapat membagikan informasi sejarah yang telah didapatkan.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran Discoveri Learning melalui studi literature peserta didik mampu Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya peserta didik mampu menjelaskan dalam bentuk cerita sejarah, dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.

D.  Materi Pembelajaran
Fakta
·         Perlawanan yang terjadi pada abad ke 16 di berbagai daerah ditujukan krpada portugis, spanyol dan belanda. Kemudian perlawanan rakyat abad ke-17 dan 18 umumnya ditujukan kepada dominaso kongsi dagang VOC
Konsep
·         Perlawanan rakyat Indonesia dilatarbelakangi karena tindakan monopoli, keserakahan dan intervensi politik dengan devide et impera dari pemerintahan kongsi dagang itu


Prinsip
·         Perlawanan rakyat Indonesia umumnya dapat dipatahkan oleh kekuatan musush yang sering berlaku licik dan memiliki persenjataan yang lengkap
·         Akibat dominasi pemerintahan kongsi dagang dan kekalahan perlawanan rakyat berdampak sebagian besar kepulauan Indonesia dikuasai kekuasaan asing terutama VOC

Materi Pengayaan dan Remedial
1.      Materi Pengayaan
Memberikan pendalaman materi dengan soal:           
Apakah usaha yang dilakukan untuk penyebarluasan berita Proklamasi !
2.      Materi Remedial
Materi remedial akan ditetapkan sesuai dengan materi yang tidak dikuasai  siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran

E.     Sumber Belajar
Hapsari, Ratna. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Wajib.   Jakarta: Erlangga.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia kelas XI. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Kebudayaan.
Sartono Kartodirdjo. 1984. Sejarah Nasional IndonesiaJilid. Jakarta: Balai Pustaka.
Internet:
http://ilmu-ilmu-sosial.blogspot.co.id/2016/01/tokoh-tokoh-nasional-dan-daerah-dalam.html

F.     Alat dan Media Pembelajaran
Media  : Gambar Pangeran Diponegoro
Alat     : Papan Tulis, Spidol, Laptop, Infocus
G.    Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan          : Scientific Approach
2. Model                   : Discovery Learning
3. Metode                 : Ceramah, Tanya Jawab Kerja kelompok dan Penugasan




H.    Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Pertemuan Pertama
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
10 Menit
1.      Guru mengucapkan salam kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas.
2.      Guru bersama Peserta didik melakukan kegiatan religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
3.      Guru melakukan pengelolaan kelas (Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar, mulai dari kebersihan kelas, kerapian pakaian siswa, serta kerapian meja dan kursi).
4.      Guru memeriksa absensi peserta didik.
5.      Guru menyiapkan alat, media, dan buku sumber yang diperlukan
6.      Guru melakukan tanya jawab yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
7.      Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dan manfaatnya dalam  kehidupan sehari-hari
8.      Guru menyampaikan garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.


                                                Inti
  70 Menit
Stimulus (pemberian rangsangan)
·         Siswa mengamati gambar  yang telah tersedia mengenai Peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
·         Siswa menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)  
·         Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI tentang Peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
·         Siswa mendiskusikannya dan merumuskan  pertanyaan. Siswa juga bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok 
·         Wacana
Sebelum menjadi negara yang merdeka seperti sekarang ini, Indonesia telah berjuang untuk menegakkan keamanan, perdamaian dan menjaga keutuhan wilayah bangsa Indonesia. Banyak orang yang gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ternyata perjuangan mereka tidak sampai disitu saja karena setelah Indonesia merdeka, mereka masih harus berjuang mengatasi ancaman dari luar dan melawan ancaman dari dalam. Inilah beberapa nama tokoh yang berperan dalam perjuangan bangsa pada masa 1948 – 1965.

Perintah
1.      Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran tokoh nasional dalam perjuangan menegakkan Negara republik Indonesia?\
a, Ir. Soekarno
b. M. Hatta
c. KH. Ahmad Dahlan
d. Ki Hadjar Dewantara
Data processing (pengolahan data)
·         Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang tersedia
Verification (pembuktian)
·         Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization (menarik kesimpulan )
Banyak tokoh nasional yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula dan kemampuan yang berbeda yang tujuannya sama-sama ingin menegakkan Negara Republik Indonesia.


                              Penutup
10 Menit
1.      Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini
2.      Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3.      Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
4.      Peserta didik di tugaskan  untuk mengerjakan Tugas Individu
5.      Guru dan didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.








2.      Pertemuan Kedua
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
10 Menit
1.      Guru mengucapkan salam kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas.
2.      Guru bersama Peserta didik melakukan kegiatan religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
3.      Guru melakukan pengelolaan kelas (Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar, mulai dari kebersihan kelas, kerapian pakaian siswa, serta kerapian meja dan kursi).
4.      Guru memeriksa absensi peserta didik.
5.      Guru menyiapkan alat, media, dan buku sumber yang diperlukan
6.      Guru melakukan tanya jawab yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
7.      Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dan manfaatnya dalam  kehidupan sehari-hari
8.      Guru menyampaikan garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.

                                                Inti
  70 Menit
Stimulus (pemberian rangsangan)
·         Siswa mengamati gambar  yang telah tersedia mengenai Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
·         Siswa menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)  
·         Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI tentang  Peran tokoh daerah  dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia.
·         Siswa mendiskusikannya dan merumuskan  pertanyaan. Siswa juga bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok 
·         Wacana
Peran daerah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup signifikan. Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah Indonesia. Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil oleh penjajah. Semenjak kehadiran bangsa Barat yang berawal dengan perdangangan bangsa Indonesia menerima dengan terbuka sebab semenjak dahulu sudah menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah lain. Namun dengan perubahan sikap bangsa Barat yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia, maka perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan hak tidak pernah kunjung padam.
Kedatangan bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia yang diteruskan dengan penjajahan, memperoleh perlawanan dari bangsa Indonesia di berbagai daerah. Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka dipimpin oleh Pati unus dan menyerang Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan. Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain. Perlawanan rakyat di Sumatera Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Perlawanan di daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional 1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi perjuangan dengan mengedepankan organisasi dan bersifat nasional. Kesadaran nasional bahwa perjuangan tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan fisik dan tergantung pada pemimpin, namun lebih mengandalkan melalui pergerakan yang terorganisasi dan tidak tergantung pemimpin. Perjuangan memerlukan persatuan seluruh rakyat Indonesia dan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pada saat perjuangan ini berdirilah oraganisasi perjuangan di beberapa daerah seperti Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis, Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Perjuangan ini terus berlanjut setelah kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaaan dari keinginan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Berbagai peristiwa sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan peristiwa perjuangan yang lain.
Keterikatan daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan dengan disepakati bentuk negara kesatuan yang menghendaki bersatunya seluruh wilayah Indonesia dalam satu negara. Wilayah Indonesia yang sebelum kemerdekaan terdiri atas beberapa kerajaan atau bentuk lain, menyatu menjadi satu kesatuan negara. Peristiwa saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa wilayah kerajaannya adalah bagian dari NKRI adalah contoh keteguhan akan bentuk negara kesatuan. Tekad bentuk negara kesatuan yang telah disepakati oleh para pendiri negara ini harus terus dipahami dan dilestarikan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang telah dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia di seluruh tanah air. Berbagai monumen bersejarah yang menggambarkan perjuangan daerah dalam melawan penjajahan membuktikan apa yang dinyatakan itu.
Perintah
1.      Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia?
a.       Pangeran Diponegoro
b.      Imam Bonjol
c.       Kapiten Pattimura
d.      Teuku Umar

Data processing (pengolahan data)
·         Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang tersedia
Verification (pembuktian)
·         Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization (menarik kesimpulan )
Banyak tokoh dari daerah yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula da juga berasal dari daerah yang berbeda dengan sama-sama ingin menegakkan Negara Republik Indonesia.

                              Penutup
10 Menit
1.      Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini
2.      Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3.      Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
4.      Peserta didik di tugaskan  untuk mengerjakan Tugas Individu
Guru dan didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.


·         Pertemuan Ketiga
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
10 Menit
9.      Guru mengucapkan salam kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas.
10.  Guru bersama Peserta didik melakukan kegiatan religious dan kegiatan literasi, sebelum memulai pelajaran
11.  Guru melakukan pengelolaan kelas (Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar, mulai dari kebersihan kelas, kerapian pakaian siswa, serta kerapian meja dan kursi).
12.  Guru memeriksa absensi peserta didik.
13.  Guru menyiapkan alat, media, dan buku sumber yang diperlukan
14.  Guru melakukan tanya jawab yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
15.  Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dan manfaatnya dalam  kehidupan sehari-hari
16.  Guru menyampaikan garis besar materi pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.

                                                Inti
  70 Menit
Stimulus (pemberian rangsangan)
·         Siswa mengamati gambar  yang telah tersedia mengenai Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
·         Siswa menjelaskan secara singkat tentang Peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi masalah)  
·         Siswa membaca buku siswa sejarah wajib kelas XI tentang  Peran tokoh daerah  dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia.
·         Siswa mendiskusikannya dan merumuskan  pertanyaan. Siswa juga bisa menggunakan sumber pendukung lainnya.
Data collection (Pengumpulan data)
Siswa dibagi kedalam 4 kelompok 
·         Wacana
Peran daerah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia cukup signifikan. Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah hasil perjuangan rakyat di seluruh wilayah Indonesia. Seluruh rakyat berjuang bersama untuk merebut hak bangsa yang diambil oleh penjajah. Semenjak kehadiran bangsa Barat yang berawal dengan perdangangan bangsa Indonesia menerima dengan terbuka sebab semenjak dahulu sudah menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah lain. Namun dengan perubahan sikap bangsa Barat yang ingin menguasai dan menjajah Indonesia, maka perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan hak tidak pernah kunjung padam.
Kedatangan bangsa Portugis, Belanda, dan Jepang di wilayah Indonesia yang diteruskan dengan penjajahan, memperoleh perlawanan dari bangsa Indonesia di berbagai daerah. Perlawanan selama penjajahan Portugis antara lain perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Harun, perlawanan rakyat Demak menyerang Malaka dipimpin oleh Pati unus dan menyerang Sunda Kelapa dipimpin oleh Falatehan. Selama penjajahan Belanda banyak perlawanan antara lain perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Panglima Polem, dan yang lain. Perlawanan rakyat di Sumatera Utara dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Perlawanan di daerah Jawa dengan tokohnya seperti Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Agung, dan Pangeran Diponegoro. Di Kalimantan rakyat melawan penjajahan dipimpin oleh Pangeran Antasari, perlawanan rakyat Sulawesi dengan tokoh Sultan Hasanudin dan Maluku dipimpin oleh Pattimura,serta perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Perjuangan merebut kemerdekaan mengalami perubahan strategi setelah kebangkitan nasional 1908. Perjuangan yang sebelumnya bersifat fisik dan kedaerahan, menjadi perjuangan dengan mengedepankan organisasi dan bersifat nasional. Kesadaran nasional bahwa perjuangan tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan fisik dan tergantung pada pemimpin, namun lebih mengandalkan melalui pergerakan yang terorganisasi dan tidak tergantung pemimpin. Perjuangan memerlukan persatuan seluruh rakyat Indonesia dan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pada saat perjuangan ini berdirilah oraganisasi perjuangan di beberapa daerah seperti Jong Minahasa, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, Budi Utomo, Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, dan sebagainya. Juga muncul tokoh asal daerah di Indonesia yang menjadi tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Husni Thamrin, Muhammad Hatta, Liem Koen Hian, Andi Pettarani, A.A Maramis, Latuharhary, dan tokoh nasional yang lain.
Perjuangan ini terus berlanjut setelah kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaaan dari keinginan Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Berbagai peristiwa sejarah mencatat kegigihan para pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Seperti peristiwa pertempuran Ambarawa, peristiwa Bandung Lautan Api, perang gerilya Jenderal Soedirman, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dan peristiwa perjuangan yang lain.
Keterikatan daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegaskan dengan disepakati bentuk negara kesatuan yang menghendaki bersatunya seluruh wilayah Indonesia dalam satu negara. Wilayah Indonesia yang sebelum kemerdekaan terdiri atas beberapa kerajaan atau bentuk lain, menyatu menjadi satu kesatuan negara. Peristiwa saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa wilayah kerajaannya adalah bagian dari NKRI adalah contoh keteguhan akan bentuk negara kesatuan. Tekad bentuk negara kesatuan yang telah disepakati oleh para pendiri negara ini harus terus dipahami dan dilestarikan oleh seluruh bangsa Indonesia, termasuk kalian sebagai pelajar dan generasi muda Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang telah dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh bangsa Indonesia di seluruh tanah air. Berbagai monumen bersejarah yang menggambarkan perjuangan daerah dalam melawan penjajahan membuktikan apa yang dinyatakan itu.
Perintah
2.      Jelaskanlah apa yang anda ketahui tentang peran tokoh daerah dalam perjuangan menegakkan Negara republik indonesia?
e.       Pangeran Diponegoro
f.       Imam Bonjol
g.      Kapiten Pattimura
h.      Teuku Umar

Data processing (pengolahan data)
·         Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang tersedia
Verification (pembuktian)
·         Siswa mencocokkan antara hasil diskusi dengan buku sumber mengenai pertanyaan yang muncul.
Generalization (menarik kesimpulan )
Banyak tokoh dari daerah yang ikut dan aktif dalam perjuangan menegakkan negara Republik Indonesia. Masing-masing tokoh memiliki peran yang berbeda pula da juga berasal dari daerah yang berbeda dengan sama-sama ingin menegakkan Negara Republik Indonesia.

                              Penutup
10 Menit
5.      Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan materi pada pertemuan ini
6.      Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
7.      Peserta didik diberi tugas kelompok menyelesaikan analisis dan alternatif solusi permasalahan yang menjadi kajian kelas.
8.      Peserta didik di tugaskan  untuk mengerjakan Tugas Individu
Guru dan didik menutup kegiatan dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.


    I. Penilaian
Dalam proses pembelajaran akan dilakukan penilaian proses dan hasil belajar dalam aspek pengetahuan dan keterampilan, yaitu:
a.       Penilaian kompetensi kognitif (terlampir )
Teknik penilaian  : tes tertulis
Bentuk instrumen            :
-          Soal objektif
-          Soal essay           
b.      Penilaian kompetensi keterampilan (terlampir)
Teknik penilaian  : penilaian praktik
Bentuk instrumen            : skala penilaian (Rating scale)


Mengetahui,
Kepala Sekolah

Drs. Yofrizal, M.Pd
NIP. 19620711 198603 1 004
Padang, 23 Juli 2018
Guru Mata Pelajaran

Drs. Yofrizal, M.Pd
NIP. 19620711 198603 1 004

Lampiran : Instrumen Penilaian Pengetahuan
a.               Soal esay

Pertemuan 1
No
Soal
HOTS/LOTS
Jawaban
Skor
1
Jelaskanla peran Bung Karno dalam perjuangan menegakkan Negara RI?
     HOTS

1 Berusaha menanamkan kekuasaan di Maluku
2.       Menyebarkan agama Katolik  di daerah-daerah yang dikuasai
3.       Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis
4.      Sistem monopoli  perdagangan cengkih dan pala di Ternate

50
2
Jelaskanlah yang anda ketahui tentang Achmad Soebardjo?

LOTS
  1. Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan.
  2. Banyaknya  orang-orang  beragama Katolik   di  daerah pendudukan  Portugis. 
  3. Rakyat menjadi miskin dan menderita. 
  4. Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis. 
5.      Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis. 
50
3
Jelaskanlah yang diketahui tentang Sukarni?

Soekarno, Moh.Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat

4
Jelaskanlah yang diketahui  tentang Fatmawati?

Berita bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.


Jumlah Skor
100

Pertemuan 2
1
Jelaskanlah yang anda ketahui tentang Pangeran Diponegoro?
HOTS
Soekarno, Mo. Hatta dan juga bersama Achmad Soebardjo, Soekarni, Burhanudin uhammad Diah, Sudiro dan Sayuti Malik. Soekarno menulis naskah sedangkan Hatta dan Achmad Soebardjo menyumbangkan idenya.  Kemudian naskah di ketik oleh Sayuti Melik.Naskah ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.
25
2
Jelaskanlah yang anda ketahui tentang Nyi Ageng Serang
HOTS
Tanggal 17 Agustus 1945  rumah Soekarno telah dipenuhi baik golongan muda dan tua datang kelokasi. Kemudian pada jam 10.00 WIB pembacaan naskah proklamasi dimulai.Setelah pembacaan teks selesai, Sudanco Suhud dan Latief Hendraningrat mengibarkan bendera merah putih dan diikuti dengan lagu Indonesia Raya. Makna dari proklmasi adalah:
·         Titik puncak perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan
·      Indonesia terpelas dari belenggu penjajahan
Lahirnya Negara Republik Indonesia
25
3
Jelasknalah yang diketahui tentang Sisingamangraja XII?
HOTS
Penyusunan naskah proklamasi dilakukan pada tanggal 16 Agustus di  rumah Laksamana Maeda Jalan Iman Bonjol No.1
25
4
Jelaskanlah yang diketahui tentang Martha Christina Tiahahu?
LOTS
Istri bapak Ir.Soekarno danberperan dalam menjahit bendera merah putih.
25

 Jumlah skor
100



b.   Soal Pilihan Ganda
NO
HOTS/LOTS
Soal Pilihan Ganda
1
LOTS
Perlawanan yang terjadi pada abad ke-16 diberbagai daerah ditujukan kepada…….., kemudian perlawanan rakyat pada abad ke-17 dan 18 umumnya ditujukan kepada ….
a.       VOC, Portugis, Inggris dan Spanyol
b.      Belanda, Inggris, Spanyol dan Portugis
c.       Portugis, Spanyol, Belanda dan VOC
d.      VOC dan Inggris
e.       Belanda dan Portugis
2
HOTS
Portugis adalah bangsa pertama yang menjajah Nusantara. Faktor utama yang memicu perlawanan rakyat Indonesia terhadap bangsa Portugis adalah……
a.       Intervensi terhadap urusan internal kerajaan-kerajaan pribumi
b.      Monopoli perdagangan rempah-rempah
c.       Terserapnya kerajaan pribumi ke dalam struk kekuasaan Portugis
d.      Upaya kristinisasi di wilayah timur Nusantara
e.      Adanya imperialism budaya
3
HOTS
Dibawah Sultan Hasanuddun, Kesultanan Makassar berperang dengn VOC pada tahun 1665. Dalam perang itu. Makassar kalah. Sultan Hasanuddin terpaksa tunduk pada perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Dibawah ini yang bukan termasuk isi perjanjian tersebut adalah…
a.       Makassar wajib membiayai biaya perang
b.      takluk pada pada kesultanan Bone
c.       Pihak Barat selain VOC harus meninggalkan Makassar
d.      Makassar menerima kebijakan monopoli perdagangan  VOC
e.       VOC membangun benteng di Makassar
4
LOTS
Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Herigues pada tahun……. Dan menyusul pada tahun…. Di pimpinoleh de Sauza
a.      1523 dan 1524
b.      1523 dan 1526
c.       1524 dan 1525
d.      1524 dan 1526
e.       1525 dan 1526
5
HOTS
Menghadapi serangan pasukan Banten, VOC terus memperkuat kota Batavia dengan…..
a.      Mendirikan benteng-benteng pertahanan seperti Benteng Noordwijk
b.      Bekerja sama dengan Sultan Agun dari kerajaan Mataram
c.       Membangun loji
d.      Politik devide et impera
e.       Memutuskan jalur perdagangan ke Siak
6
LOTS
Perang yang terjadi di Minangkabau, Sumatera Barat pada tahun 1821 dikenal dengan perang….
a.       Perang Batak
b.      Perang Tondano
c.       Perang Padri
d.      Perang Minang
e.       Perang Banjar
7
HOTS
Setelah memalui bujuk rayu disertai tekanan-tekann oleh Belanda terhadap kerajaan Banjar, maka pada tahun 1817 terjadi perjanjian Sultan Banjar (Sultan Sulaiman) dengan pemerintahan Hindia Belanda, yang mengakibatkan…….
a.      Wilayah kekuasaan Kesultana Banjarmasin semakin sempit, sementara daerah kekuasaan Belanda semakin bertambah
b.      Semakin kuatnya kerja sama pemerintahan dengan Kesultana Banjar
c.       Daerah Kekuasan Belanda jatuh ketangan Kesultanan Banjar
d.      Belanda semakin terpuruk
e.       Kurangnya respon rakyat terhadap wewenang sultan
8
LOTS
Pemimpin dari peperangan di Kalimantan Selatan adalah…
a.       Tuanku Imam Bonjol
b.      Sultan Agen Tirtayasa
c.       Sultan Hasanuddin
d.      Soetomo
e.       Pangeran Antasari
9
LOTS
Pada tanggal 17 Oktober 1829 ditandatangani Perjajnjian Imogiri antar Sentot Prawiridirjo dengan pihak Belanda. Isi perjanjian itu antara lain kecuali…
a.       Sentot diizinkan untuk tetap memeluk Islam
b.      Pasukan Sentot tidak dibubarkan dan ia tetap sebagai komandannya
c.       Sentot dengan pasukannya diizinkan untuk tetap memakai sorban
d.      Sentot diberikan tambahan pasukan
10
HOTS
Perang Paderi semula merupakan perang saudara kemudian berubah menjadi perang colonial, karena….
a.      Kaum adat dan Paderi bersatu menghadapi Belanda
b.      Inggris dan Belanda bersatu menghadapi kaum Paderi
c.       Yang dihadapi kaum paderi adalah Inggris
d.      Belanda dan kaum adat bersatu melawan kaum Paderi
e.       Yang dihadapi kaum paderi adalah kaum adat
11
HOTS
Timbulnya perlawanan Kalimantan Selatan adad XIX disebabkan oleh….
a.      Pengangkatan Sultan Tamjidullah sebagai Sultan Banjar oleh pihak Belanda
b.      Pengkhianatan Belanda atas perjanjian persahabatan dengan rakyat Banjar
c.       Pengangkatan Pangeran Hidayat sebagai Sultan Banjar oleh Belanda
d.      Serangan Belanda kek kesultanan Banjar
e.       Puncak kebencian rakyat terhadap praktik monopoli perdagangan di Banjar
12
LOTS
Pemimpin perlawanan Rakyat Tapanuli yang menentang Belanda adalah….
a.       Sisingamangaraja XI
b.      Sisingamangaraja XII
c.       Sisingamangaraja XIII
d.      Kyai Demang Lemang
e.       Untung Durachman
13
HOTS
Timbulnya perlawanan rakyat Bali menentang Belanda setelah Belanda berulang kali…
a.       Mengultimatum untuk menduduki Bali
b.      Melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan persahatan Bali-Belanda
c.       Memaksakan kehendaknya untuk melakukan monopoli perdagangan
d.      Memaksakan kehendak untuk menghapuskan Hak Tawan Karang
e.       Mengingkari perjanjian dengan kerajaan Klungkung dan Buleleng
14
HOTS
Berikut ini akibat perjanjian Bongaya (1667) yang sangat merugikan Makassar, kecuali…..
a.       Makassar harus menganti kerugian perang
b.      Makassar harus melepaskan semua kekuasaannya
c.       VOC mendirikan benteng di Makassar
d.      Makassar terbuka bagi semua bangsa asing
e.       Makassar harus tunduk terhadap monopoli VOC
15

 Salah satu sebab khusus terjadinya perang diponegoro adalah pangeran diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan karena….
a.      Menolak berkompromi dengan pemerintah colonial
b.      Pangeran diponegoro ingin mengasingkan diri
c.       Pangeran diponegoro ingin menjadi raja
d.      Pemerintah kolonial ingin mengajak kerja sama pangeran diponegoro
e.      Pangeran diponegoro dibelit berbagai bentuk pajak




Skor  =  x 100 = ............ 
Keterangan:         
Skor Rerata
Huruf
88 – 100
      A
84 – 87
      B
80 – 83
      C



                                                                                                              

            Lampiran : Materi Ajar
TOKOH-TOKOH NASIONAL DAN DAERAH DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN
A.     Tokoh Nasional
Berikut penjelasan peran tokoh-tokoh nasional dalam menegakkan negara RI, terutama saat proklamasi kemerdekaan. Diampil dari posting di Kaskus dari user Madman95. Semoga itu yg dimaksud.

1. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.
c. Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

2. Wakil presiden Indonesia yang juga adalah Bapak Koperasi Indonesia Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat (kampung TS ), 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.
b. Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.

3. Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad Soebardjo adalah menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.

4. Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain sebagai beriku:
a. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
b. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Soekarno & Hatta agar segera mempercepat proklamasi kemerdekaan RI.
ibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
B.     TOKOH DAERAH
Berikut adalah Tokoh-Tokoh dan Daerah dalam Perjuangan Menegakkan NKRI

1.      Pangeran Dipanegara, juga sering dieja Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 - meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.
Riwayat perjuangan Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Dipanegara di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak. Sikap Dipanegara yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Dipanegara menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Dipanegara menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Dipanegara membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Dipanegara di Goa Selarong. Perjuangan Pangeran Dipanegara ini didukung oleh S.I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan. Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Dipanegara. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Dipanegara. Sampai akhirnya Dipanegara ditangkap pada 1830..


2.      Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 -meninggal di Dairi,17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba,Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia makamkan di Tarutung, lalu dipindahkan ke Soposurung, Baligepada tahun 1953.[1] Sisingamangaraja XII nama kecilnya adalah Patuan Bosar, yang kemudian digelari dengan Ompu Pulo Batu. Ia  juga dikenal dengan Patuan Bosar Ompu Pulo Batu, naik tahta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Sohahuaon, selain itu ia juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia-Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek) di Sumatera terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Di sisi lain Belanda sendiri berusaha untuk menanamkan monopolinya atas kerajaan tersebut. Politik yang berbeda ini mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan hingga puluhan tahun. Perang melawan Belanda Pada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII. Kemudian pemerintah Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Si Singamangaraja XII di Bakara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba. Pada tanggal 6 Februari 1878 pasukan Belanda sampai di Pearaja, tempat kediaman penginjil Ingwer Ludwig Nommensen. Kemudian beserta penginjil Nommensen dan Simoneit sebagai penerjemah pasukan Belanda terus menuju ke Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan [butuh rujukan]. Namun kehadiran tentara kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII, yang kemudian mengumumkan pulas (perang) pada tanggal 16 Februari 1878 dan penyerangan ke pos Belanda di Bahal Batu mulai dilakukan. Pada tanggal 14 Maret 1878 datang Residen Boyle bersama tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dariSibolga. Pada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara pusat pemerintahan Si Singamangaraja diserang pasukan kolonial dan pada 3 Mei 1878 seluruh Bangkara dapat ditaklukkan namun Singamangaraja XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar mengungsi. Sementara para raja yang tertinggal di Bakara dipaksa Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada dalam kedaulatan pemerintah Hindia-Belanda. Walaupun Bakara telah ditaklukkan, Singamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya, namun sampai akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, Huta Ginjang, Gurgur juga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial Belanda. Antara tahun 1883-1884, Singamangaraja XII berhasil melakukan konsolidasi pasukannya[butuh rujukan]. Kemudian bersama pasukan bantuan dari Aceh, secara ofensif menyerang kedudukan Belanda antaranya Uluan dan Balige pada Mei 1883serta Tangga Batu pada tahun 1884.


3.      Pattimura (atau Thomas Matulessy) (lahir di Haria, pulau Saparua,Maluku, 8 Juni 1783 - meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan nama Kapitan Pattimuraadalah pahlawan Maluku dan merupakan Pahlawan nasional Indonesia. Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis, "Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan". Namun berbeda dengan sejarawan Mansyur Suryanegara. Dia mengatakan dalam bukunya Api Sejarah bahwa Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali. Perjuangan Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer Inggris.[3]Kata "Maluku" berasal dari bahasa Arab Al Mulk atau Al Malik yang berarti Tanah Raja-Raja.[4] mengingat pada masa itu banyaknya kerajaan Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan [5] Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura [4] Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura. Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia.
4.      Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 - meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni. Pertempuran terus berlangsung, Kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.
5.    Martha Christina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 - meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy dalam perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda. Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817. Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya. Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah) ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang. Di dalam pertempuran yang sengit di Desa Ouw-Ullath jasirah Tenggara Pulau Saparua yang nampak betapa hebat srikandi ini menggempur musuh bersama para pejuang rakyat. Namun akhirnya karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu daya musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuang dapat ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yang harus mati digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa. Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak. Martha Christina berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati, namun ia tidak berdaya dan meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa. Di Kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya dan dengan penghormatan militer  jasadnya diluncurkan di Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari 1818. Menghargai jasa dan pengorbanan, Martha Christina dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia
Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget